MUTU PENDIDIKAN
oleh Hendripal.S.Pd
1. Peningkatan Kualitas
Pendidikan
Banyak
ahli yang mengemukakan tentang mutu atau kualitas, seperti yang dikemukakan
oleh Edward Sallis (2006 : 33 ) mutu adalah Sebuah filsosofis dan metodologis
yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam
menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. Sudarwan Danim (2007 : 53
) mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu poduk atau hasil kerja, baik
berupa barang dan jasa. Dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991 :677 )
menyatakan Mutu adalah ukuran , baik buruk suatu benda, taraf atau derajat .
Selanjutnya Lalu Sumayang ( 2003 : 322) menyatakan quality
(mutu ) adalah tingkat dimana rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan
jasa sesuai dengan fungsi dan penggunannya, disamping itu quality
adalah tingkat di mana sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan rancangan
spesifikasinya.
Apabila pandangan para ahli dia atas di identifikasikan ke dalam
qualitas pendidikan, dalam pandangan Zamroni ( 2007 : 2 ) dikatakan bahwa
peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan
dengan itu, dengan tujuan agar target
sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.
Peningkatan mutu berkaitan dengan target yang
harus dicapai, proses untuk mencapai dan faktor-faktor yang terkait. Dalam
peningkatan mutu ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian, yakni aspek
kualitas hasil dan aspek proses mencapai hasil tersebut.
Edward
Sallis ( 2006 :73 ) menyatakan bahwa Total Quality Management (TQM)
Pendidikan adalah sebuah filsosofis tentang perbaikan secara terus- menerus ,
yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi kebutuhan , keinginan , dan harapan para pelanggannya
saat ini dan untuk masa yang akan datang
Di
sisi lain, Zamroni memandang bahwa peningkatan mutu dengan model TQM , dimana
sekolah menekankan pada peran kultur sekolah dalam kerangka model The Total
Quality Management (TQM). Teori ini menjelaskan
bahwa mutu sekolah mencakup tiga kemampuan, yaitu : kemampuan akademik, sosial,
dan moral. (Zamroni , 2007 :6 )
Menurut teori ini, mutu sekolah ditentukan oleh tiga variabel, yakni
kultur sekolah, proses belajar mengajar, dan realitas sekolah. Kultur sekolah merupakan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan,
upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai perilaku yang telah lama terbentuk
di sekolah dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, baik
secara sadar maupun tidak. Kultur ini diyakini mempengaruhi perilaku seluruh
komponen sekolah, yaitu : guru, kepala sekolah, staf administrasi, siswa, dan
juga orang tua siswa. Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu akan mendorong
perilaku warga kearah peningkatan mutu sekolah, sebaliknya kultur yang tidak
kondusif akan menghambat upaya menuju peningkatan mutu sekolah.
2.
Input, Proses dan Output Pendidikan
Pengertian
mutu dalam pendidikan mencakup input,
proses, dan output . Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia
karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses yang berupa sumber daya dan
perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya
proses. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia diantaranya tenaga
kependidikan, pendidik dan peserta didik diantaranya kepala sekolah, guru
termasuk guru BP, tenaga tata usaha . Dan sumber daya lain berupa sarana prasarana berupa peralatan,
perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak
meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi
tugas, rencana, program, dsb. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran
yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat
diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi
rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi
tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Proses
pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dalam
pendidikan berskala mikro (tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses
pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan
program, proses belajar mengajar, dan monitoring dan evaluasi, dengan catatan
bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi
dibandingkan dengan proses-proses lainya. Proses
dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta
pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan, dsb.)
dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang
menyenangkan, mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu
memberdayakan peserta didik. Memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik
tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh guru, akan tetapi
pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati,
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan yang lebih penting peserta didik
mampu belajar cara belajar (mampu mengembangkan dirinya).
Output
pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat
diukur dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya, efisiensinya,
inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya. Khusus yang
berkaitan dengan mutu output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika
prestasi sekolah, khususnya prestasi siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi
dalam prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum, UN, karya ilmiah,
lomba-lomba akademik; dan prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ,
kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan kejujuran, dan
kegiatan-kegiatan ekstrakurikulir lainnya.
Jadi kalau ketiga hal tersebut di atas telah dicapai maka mutu pendidikan masa depan yang lebih baik akan terwujud sehingga masa depan Indonesia tanpa korupsi bukan lagi menjadi suatu mimpi di musim panas karena disadari atau tidak korupsi yang dilakukan anak-anak bangsa telah menghambat terwujudnya kesejahteraan yang didamba sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional Negara Indonesia.
Jadi kalau ketiga hal tersebut di atas telah dicapai maka mutu pendidikan masa depan yang lebih baik akan terwujud sehingga masa depan Indonesia tanpa korupsi bukan lagi menjadi suatu mimpi di musim panas karena disadari atau tidak korupsi yang dilakukan anak-anak bangsa telah menghambat terwujudnya kesejahteraan yang didamba sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional Negara Indonesia.
2. Faktor-Faktor Dominan dalam Peningkatan
Mutu Pembelajaran di Sekolah
Selanjutnya
untuk meningkatkan mutu sekolah seperti yang disarankan oleh Sudarwan Danim (
2007 : 56 ), yaitu dengan melibatkan lima faktor yang dominan :
- Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikanlayananyang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
- Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “ sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa .
- Guru; pelibatan guru secara maksimal , dengan meningkatkan kopmetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.
- Kurikulum; sdanya kurikulum yang ajeg / tetap tetapi dinamis , dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals (tujuan ) dapat dicapai secara maksimal;
- Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata (ornag tua dan masyarakat ) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan / instansi sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja
Berdasarkan pendapat diatas, perubahan
paradigma harus dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan dan karyawan
sehingga mereka mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan mutu
dilingkungan kerja khususnya lingkungan kerja pendidikan. Pimpinan dan karyawan
harus menjadi satu tim yang utuh (teamwork ) yangn saling membutuhkan dan
saling mengisi
kekurangan yang ada sehingga
target ( goals) akan tercipta
dengan baik
3.
Unsur-unsur yang terlibat dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di sekolah
Unsur yang terlibat dalam peningkatan mutu
pendidikan dapat lihat dari sudut pandang makro dan mikro pendidikan. Sudut pandang makro dan mikro pendidikan dapat dilihat dari bagan
berikut
Sumber:
Syaiful Sagala (2004 : 9)
4. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah
Secara umum untuk meingkatkan mutu pendidikan harus diawali dengan
strategi peningkatan pemerataan pendidikan, dimana unsure makro dan mikro
pendidikan ikut terlibat, untuk menciptakan (Equality dan Equity ) ,
mengutip pendapat Indra Djati Sidi ( 2001 : 73 ) bahwa pemerataan pendidikan
harus mengambil langkah sebagai berikut :
1. Pemerintah
menanggung biaya minimum pendidikan yang diperlukan anak usia sekolah baik negeri
maupun swasta yang diberikan secara individual kepada siswa.
2. Optimalisasi
sumber daya pendidikan yang sudah tersedia.
3. Memberdayakan
sekolah-sekolah swasta melalui bantuan dan subsidi dalam rangka peningkatan
mutu embelajaran siswa dan optimalisasi daya tampung yang tersedia.
4. Melanjutkan
pembangunan Unit Sekolah Baru (USB ) dan Ruang Kelas Baru (RKB ) bagi
daerah-daerah yang membutuhkan dengan memperhatikan peta pendidiakn di tiap
–tiap daerah sehingga tidak mengggangu keberadaan sekolah swasta.
5. Memberikan
perhatian khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga miskin, masyarakat
terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah kumuh.
6. Meningkatkan
partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut serta
mengangani penuntansan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Sedangkan peningkatan mutu sekolah
secara umum dapat diambil satu strategi dengan membangun Akuntabilitas
pendidikan dengan pola kepemimpinan , seperti kepemimpinan sekolah Kaizen (
Sudarwan Danim, 2007 : 225 ) yang menyarankan :
1. Untuk
memperkuat tim-tim sebagai bahan pembangun yang fundamental dalam struktur
perusahaan.
2. Menggabungkan
aspek –aspek positif individual dengan berbagai manfaat dari konsumen
3. Berfokus
pada detaiol dalam mengimplementasikan gambaran besar tentang perusahaan
4. Menerima
tanggung jawab pribadi untuk selalu mengidentifikasikan akar menyebab masalah
5. Membangun hubungan antarpribadi yang kuat
6. Menjaga agar pemikiran tetap terbuka terhadap
kritik dan nasihat yang konstruktif
7. Memelihara sikap yang progresif dan
berpandangan ke masa depan
8. Bangga dan menghargai prestasi kerja
9. Bersedia menerima tanggung jawab dan
mengikuti pelatihan
10. Menantang kebijakan yang sudah diterima serta
dukungan inovasi dan kreativitas
5.Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Ada dua macam motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik.
Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Sedangkan motivasi
ekkstrinsik adalah motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Siswa yang selalu
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, menunjukan memiliki motivasi
intrinik yang tinggi. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri
memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat
mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Berbeda dengan siswa yang tidak memiliki
motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan
dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan
motivasi peserta didik sehingga ia mau
belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa
digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
pada permulaan mengajar seharusnya
sehingga makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah Berikan
hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk
bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan
di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian Sudah sepantasnya siswa yang
berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang
bersifat membangun.
5. Hukuman Hukuman diberikan kepada siswa yang
berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan
harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi
belajarnya.
6. Membangkitkan
dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan
belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media
yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
6. Penutup.
Kepemimpinan
kepala sekolah dan kreatifitas guru yang professional, inovatif, kreatif,
mrupakan salah satu tolok ukur dalam Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah
,karena kedua elemen ini merupakan figure yang bersentuhan langsung dengan
proses pembelajaran , kedua elemen ini merupakan fugur sentral yang dapat
memberikan kepercayaan kepada masyarakat (orang tua ) siswa , kepuasan
masyarakat akan terlihat dari output dan outcome yang dilakukan pada setiap
periode. Jika pelayanan yang baik kepada masyarakat maka mereka tidak akan
secara sadar dan secara otomatis akan membantu segala kebutuhan yang di
inginkan oleh pihak sekolah,sehingga dengan demikian maka tidak akan sulit bagi
pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di
sekolah.
( tulisan ini hasil kutipan penulis ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar