Model Pembelajaran Kooperatif
Oleh : Hendripal.S.Pd
- A. Latar Belakang Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana pebelajar yang memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran yang diberikan.
- B. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Sehubungan denga pengertian tersebut, Slavin (1984) menyatakan bahwa Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana pebelajar belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam sruktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggoita kelompok itu sendiri. Cooperative Learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.
- C. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
- a. Hasil belajar akademik
- b. Penerimaan terhadap perbedaan individu.
- c. Pengembangan keterampildn sosial
- d. Lingkungan Belajar dan Sistern Pengelolaan
Selain unggul dalam membantu pebelajar dalam memi konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu pebelajar menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan kemampuan membantu teman.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk. siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan 7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran Kooperatif
. Urutan langkah-langkah perilaku guru
menurut model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel Fase-fase pembelajaran kooperatif
Tabel Fase-fase pembelajaran kooperatif
Fase
|
Tingkah laku
|
|
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa.
|
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
|
|
Fase 2:
Menyajikan informasi.
|
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
|
|
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar.
|
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien.
|
|
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar.
|
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
|
|
Fase 5:
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
|
|
Fase 6:
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu kelompok.
|
- untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama
- kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
- jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
- penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
- Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
- Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
- Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan model pembelajaran kooperatif di
kelas, diantaranya:- pilih pendekatan apa yang akan digunakan, misal STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok, dll.
- Pilih materi yang sesuai untuk model ini
- mempersiapkan kelompok yang heterogen
- menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa
- merencanakan waktu, tempat duduk yang akan digunakan.
Pendekatan
Unsur |
STAD
|
Jigsaw
|
Kelompok Penyelidikan
|
Pendekatan Struktur
|
Tujuan Kognitif
|
Informasi akademik sederhana
|
Informasi akademik sederhana
|
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
|
Informasi akademik sederhana
|
Tujuan Sosial
|
Kerjasama dalam kelompok
|
Kerjasama dalam kelompok
|
Kerjasama dalam kelompok kompleks
|
Keterampilan kelompok dan sosial
|
Struktur Kelompok
|
Kelompok heterogen dengan 4-5 orang
|
Kelompok heterogen dengan 5-6 orang dan menggunakan
kelompok asal dan kelompok ahli
|
Kelompok homogen dengan 5-6 orang
|
Kelompok heterogen dengan 4-6 orang
|
Pemilihan topik
|
Oleh guru
|
Oleh guru
|
Oleh siswa
|
Oleh guru
|
Tugas utama
|
Menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan
materi
|
Mempelajari materi dalam kelompok ahli dan membantu
kelompok asal mempelajari materi
|
menyelesaikan inkuiri kompleks
|
Mengerjakan tugas yang diberikan baik social maupun
kognitif
|
Penilaian
|
Tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
|
Bervariasi, misal tes mingguan, jenis tes biasanya berupa
kuis
|
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan.
|
Bervariasi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar